Nuklir selama ini identik dengan sesuatu yang menakutkan. Bom atom Hiroshima, Nagasaki, kebocoran reaktor nuklir Chernobyl, insiden Fukushima, serta hal-hal lain yang dipersepsikan menakutkan.
Padahal telah berpuluh tahun nuklir ada di tengah masyarakat dan akrab dalam kehidupan keseharian. Kedokteran adalah bidang yang sudah sejak lama memanfaatkan nuklir.
Sejak puluhan tahun lalu, berbagai rumah sakit nasional telah memanfaatkan radioisotope produksi dalam negeri guna keperluan diagnosa atau pun terapi aneka macam penyakit.
Pertanian juga menjadi bidang yang telah lama menerima faedah teknologi nuklir. Nuklir yang sering dikampanyekan menakutkan justru bisa digunakan untuk menghasilkan benih-benih tanaman unggul yang dibutuhkan bagi peningkatan produksi.
Peneliti-peneliti nuklir dalam negeri telah banyak sekali menghasilkan benih-benih unggul melalui pemanfaatan teknologi nuklir dengan proses iradiasi. Benih padi unggul hasil pemanfaatan nuklir ini bisa memproduksi 11 ton padi berkualitas pada tiap hektarnya.
Tak ketinggalan dengan pertanian dan kedokteran, peternakan juga adalah sektor yang turut menikmati kegunaan teknologi nuklir. Nuklir ternyata bisa digunakan untuk membuat vaksin bagi penyakit tertentu pada hewan ternak.
Tak hanya itu, nuklir juga ternyata bisa dipakai untuk mengukur unsur serta kandungan partikel yang bertebaran di udara.
Sektor industri juga turut merasakan keuntungan melalui pemanfaatan nuklir. Jadi, nuklir ternyata memiliki banyak manfaat dalam kehidupan keseharian kita.
Nuklir tak ubahnya energi lain seperti air, udara, dan api yang dalam jumlah, takaran dan penanganan tertentu pasti bisa menjadi kawan. Sebaliknya, jika dalam jumlah, takaran yang berlebih, air, udara dan api sekalipun bisa menjadi bencana kemanusian yang dahsyat.Tsunami, banjir, kebakaran hunian, pabrik, pasar dan hutan, misalnya.
Sebagai manusia yang hidup di zaman modern, tak pernah bisa dibayangkan bagaimana jadinya jika harus hidup tanpa listrik. Yang pasti segalanya akan menjadi serba gelap, hitam dan tak tampak.
Namun, pernahkah kita berpikir bahwasanya di negeri yang kita cintai ini telah terjadi ketidakseimbangan antara penggunaan dan pasokan listrik.
Faktanya, pemadaman bergilir saat ini masih terjadi dan menghantui beberapa daerah di tanah air.Belum lagi masih ada 30 persen rakyat Indonesia yang belum merasakan nikmatnya hidup bersama listrik.Pembangkit-pembangkit listrik yang kita miliki ternyata belum mencukupi kebutuhan akan listrik.
Berangkat dari hal itu, pemerintah berencana untuk terus menambah jumlah pembangkit listrik, mulai dari energinya bersumberkan batubara, minyak bumi, gas, panas bumi, angin, sinar matahari, sampah, hingga nuklir.
Manfaat lain dari nuklir adalah bahwa energi ini bisa digunakan menjadi pembangkit tenaga listrik. Karena itu pemerintah tengah mempertimbangkan untuk menjadikan Pembangkit Listri Tenaga Nuklir (PLTN) sebagai sebuah alternatif bagi pemenuhan energi di masa depan.
Target peningkatan pertumbuhan ekonomi, sebagai upaya pengentasan pengangguran dan kemiskinan, tentu akan menjadi sekadar mimpi di siang bolong, apabila negeri ini tidak memiliki kecukupan energi listrik.
PLTN pun dinilai bisa menghemat penggunaan energi fosil seperti minyak bumi, gas dan batubara yang cadangannya terus kian menipis.